Ya Robb ingin rasanya setiap sholatku diimami oleh syekh2 imam haromain, begitu indah dan menyejukkan hati...
didik's blog
berbagi pemikiran dan pengalaman bagi semua
03 April 2013
Menangis ketika dengar langsung bacaan AlQur’an Syekh Al Ghomidi
Ya Robb ingin rasanya setiap sholatku diimami oleh syekh2 imam haromain, begitu indah dan menyejukkan hati...
02 April 2013
Belajar Menulis
11 Desember 2012
Redenominasi Rupiah
02 Februari 2012
nina bobo
Kalau tidak Bobo...Digigit nyamuk
Bobo lah sayang...Adikku manis
Kalau tidak Bobo digigit nyamuk
Kalau diperhatikan dengan seksama, kita akan menemukan sebuah syair/lirik yang bisa membuat si anak tidur begitu mendengarnya. Apa itu? sebuah bait syair yang berbunyi "kalau tidak bobo...Digigit nyamuk". Bait syair inilah yang menurut saya membuat anak-anak langsung tidur. Sebuah bait yang menurut saya adalah bait "ancaman" yang memaksa anak-anak untuk tidur dan tanpa kita sadari telah sering kita ucapkan(nyanyikan) kepada mereka, hihihi...
Semakin sering dinyanyikan lagu ini kepada anak-anak maka sesungguhnya kita semakin sering menanamkan "ancaman" kepada mereka. Walaupun tujuannya mungkin baik, tapi apakah hal ini tidak akan mempengaruhi kejiwaan mereka atau mengubah perilaku mereka? mungkin bapak-bapak/ibu-ibu yang tahu/faham tentang psikologi anak-anak yang bisa memberikan penjelasannya.
Untuk menghindari hal-hal negatif yang ditimbulkannya, sebaiknya kita menggantinya dengan menyanyikan lagu-lagu atau membacakan suatu cerita yang bermanfaat dan bisa memberinya semangat/motivasi untuk mencapainya.
13 September 2011
BLACKBERRY…. 0o0o0H…. BLACKBERRY (yang menggugah nasionalisme)
Barang yang satu ini sungguh sangat menarik perhatian saya saat ini, sejak awal kemunculannya di Indonesia sudah menimbulkan masalah.
Saya teringat ketika beberapa waktu lalu, heboh masalah blackberry yang diangkat oleh Menkominfo kita (pak Tifatul). Pak Tif akan mencabut pengoperasian blackberry di Indonesia dengan alasan masalah pornografi. Hal ini menimbulkan banyak komentar yang mengalir dari masyarakat, dan sebagian besar komentar yang tidak setuju dengan langkah menkominfo. Setelah muncul komentar-komentar pedas dari masyarakat, akhirnya pak Tif mengkonfirmasikan bahwa sesungguhnya tidak hanya masalah konten porno yang dituntut tetapi ada permasalahan lain yaitu RIM sebagai operator blackberry dituntut untuk membangun server di Indonesia. Sehingga pemerintah dapat melakukan penyelidikan terhadap pelaku kejahatan dan dari sisi perekonomian, Indonesia dirugikan karena tidak bisa memungut pajak dari mereka. Kemudian diminta agar RIM juga merekrut dan menyerap tenaga kerja Indonesia secara layak dan proporsional. (salut buat pak Tif….!!!)
Sekarang blackberry menjadi bahan pembicaraan lagi ketika Menkeu (pak Agus) akan mempertimbangkan kembali perjanjian perdagangan bebas (ATF) yang sudah dilakukan dengan Negara-negara ASEAN dan Negara lainnya. Hal ini dipicu oleh pemilihan RIM yang akan membangun pabrik sebagai produsen blackberry dinegara tetangga kita Malaysia. Padahal mereka (Malaysia) menawarkan diri untuk pembangunan pabrik itu dengan alasan salah satunya adalah pangsa pasar yang besar di Indonesia. (Wah..wah… kita hanya jadi pangsa pasar saja pantas pak Agus marah)
28 Juni 2011
HAKIKAT PERAYAAN ULANG TAHUN KELAHIRAN
Inilah puisi karya Taufik Ismail itu:
Cerita Seorang Anak yatim Piatu Selepas Pesta Ulang Tahun Tetangganya
Seminggu lalu
datanglah undangan
untuk kami anak-anak penghuni panti asuhan
diantarkan seorang ibu
dan anak gadisnya.
Sekolahnya kira-kira di SMA
mereka naik Corolla biru
dari pakaian, cara bicara dan perilaku
kelihatan tamu ini orang gedongan
golongan yang hidup lebih dari kecukupan.
Mereka mengundang
anak-anak panti asuhan
untuk ikut acara ulang tahun
Rebo jam tujuh malam.
Dan berangkatlah kami pada waktu yang ditentukan
berjumlah dua puluh tiga, termasuk bapak dan ibu asrama
jalan kaki bersama, karena jaraknya cuma terpisah sepuluh rumah saja.
Rombongan disilakan masuk dengan ramah
dan anak-anak berusaha duduk di belakang-belakang saja
tapi disuruh berbaur dengan tamu-tamu lainnya
para remaja belasan tahun
mereka sehat-sehat, harum-harum
berbaju mahal dan tembem-tembem pipinya
saya berjuang melawan sifat minder saya
duduk di tengah ruang tamu yang luas.
Di atas karpet bersila, pegal dan canggung
di antara jajaran barang antik dan macam-macam perabotan
di bawah lampu kristal bergelantungan.
Tapi alangkah aku jadi heran
tidak ada acara potong kue dan tiup lilin
tidak ada tepuk tangan mengiringi
lagu Hepi-Bisde-Tuyu
Hepi-Bisde-Tuyu.
Lalu seorang remaja membaca
Surah Luqman dengan suara amat merdunya
dan suaranya berubah jadi untaian mutiara
yang berkilauan jadi kalung di leher pendengarnya.
Kemudian
Lia yang berulang tahun
berpidato sangat mengharukan
dalam acara seperti ini
bukan saya yang jadi pusat perhatian
diperingati atau dihargai
tapi mama
ya, mama kita
ibunda kita
dan
ayahanda.
Ibunda dan ayahanda
pusat perhatian kita.
Hari ini, enam belas tahun yang lalu
mama melahirkan saya
posisi saya sungsang
saya terlalu besar
jadi mama harus sectio caesaria
mama dibedah,
berdarah-darah
seluruh keluarga khawatir dan berdoa
di luar ruang operasi
duduk menanti berita
dalam kecemasan luar biasa
tapi alhamdulillah
kelahiran selamat
walaupun mama sangat menderita
Sekarang ini, enam belas tahun kemudian
ulang tahun saya dirayakan
saya pikir, tidak logis saya jadi pusat perhatian
harus mama yang jadi pusat perhatian
mama. Bukan saya
saya pikir, tidak logis saya minta kado
harus mama yang diberi kado
Anak gadis itu berhenti sebentar
dia sangat terharu
kemudian dia mengambil sebuah bungkusan
kertas berkilat, diikat pita berbentuk bunga.
Mama
terima kasih mama, terima kasih
mama telah melahirkan
saya dengan susah payah
mama menyabung nyawa
berdarah-darah.
Persis
malam ini, 16 tahun yang lalu
terimalah rasa terima kasih ananda
tidak seberapa harganya.
Mamanya berdiri
terpukau pada kata-kata anak
gadisnya
terharu pada jalan pikirannya
yang dia tak sangka-sangka
dia langsung memeluk anaknya
terguguk-guguk menangis
keduanya tersedu-sedu
hadirin menitikkan air mata pula
suasana mencekam terasa
dan hening agak lama
Kemudian kakak pembawa acara berkata
para hadirin yang mulia
ini memang kejutan bagi kita
karena dengan tahun yang lalu
acara ini berbeda
Lia tidak mau tiup lilin jadi acara
karena ditemukannya di ensiklopedia
Manusia di Zaman Batu di Eropah
percaya pada kekuatan
nyala lilin, begitu tahayulnya
bisa mengusir sihir, roh jahat, leak dan
memedi begitu katanya
termasuk si jundai, setan, hantu, kuntilanak dan
gendruwo.
Dan itu berlanjut ke zaman Romawi kuno
lalu dikarang lagi
berikutnya superstisi
yaitu apabila lilin-lilin itu sekali tiup nyalanya
semua mati.
Maka akan terkabul
apa yang jadi cita-cita di dalam hati.
Lia tidak mau acara ulang tahunnya
oleh tahayul jadi bernoda
acara yang ditentukan oleh budaya jahiliah zaman
purbakala.
Katanya: “Kok tiupan nyala 16 lilin
bisa menentukan nasib saya?
Allah yang menentukan nasib saya.
Sesudah kerja keras saya
saya tidak mau dibodoh-bodohi tahayul
walaupun itu datangnya dari
barat atau pun timur juga.
Saya tidak mau dibodoh-bodohi budaya mereka
minta kado dari papa dan mama
minta kado dari keluarga dan
kawan-kawan saya.
Saya tidak mau cuma jadi kawanan burung kakaktua
burung beo yang pintar meniru adat Belanda dan Amerika
dalam acara ulang tahun kita
begitu katanya.
Sesudah bertangis-tangisan
dengan ibunya
berkatalah yang berulang tahun itu
Hadiah paling saya
harapkan dari kalian
adalah doa bersama
sesudah hamdalah dan
salawat
karena saya ingin jadi anak yang baik laku
jadi perhiasan di leher ibuku
jadi penyenang hati ayahku
rukun dengan kakak-kakak dan
adik-adikku
bertegur-sapa dengan semua tetangga
dan kelak ketika dewasa
berguna bagi Indonesia.
Anak yatim piatu yang mendapat undangan itu
lihatlah bersama kawan-kawannya
disilakan makan bersama-sama
dengarlah kisah kesannya.
Kini, dalam acara makan kunikmati nasi
beras Rajalele yang putih gurih
dendeng tipis balado, ikan emas panggang
dan udang goreng, besar dan gemuk-gemuk
belum pernah aku memegang udang sebesar itu.
Di asrama ikan asin dan tempe
seperti nyanyian yang nyaris abadi
kadang-kadang makan pun cuma sekali sehari.
Ketika kulayangkan
pandangku ke depan
kulihat tuan rumah yang baik hati itu
bapak dan ibu itu
berdiri bersama Lia anak gadisnya
berbicara amat mesranya.
Kubayangkan ayahku almarhum
mungkin seusia dengan bapak ini
beliau meninggal ketika umurku setahun.
Kubayangkan ibuku almarhumah
wafat ketika aku kelas enam SD
mungkin seusia pula dengan ibu itu.
Tidak pernah aku merayakan ulang tahunku
Tidak pernah.
Semoga sorga firdaus jua
Bagi ibu bapakku
Panas
mengembang di atas pipiku
tak tertahan
titik air mataku.
Taufik Ismail, 2007
11 Mei 2011
ANTARA DO’A DAN PALU
Sebuah sms aku terima di minggu siang. “mas, sampeyan diminta untuk baca do’a pada acara besok.” Byuh, modar aku !!!.... bukan apa-apa...aku ini termasuk yang demam panggung, jadi kalau disuruh maju untuk apa saja pasti deg-degan. Sebenarnya banyak masukan dari buku, teman yang ngasih tahu cara menghilangkan demam panggung itu tapi kok ya tetap aja. Apa aku harus ke dukun ya! Upst jangan boss.............. itu syirik!!! Kata hatiku berbisik.
Bismillah....aku pasti bisa.... (terngiang2 kata teman sekosku: ”orang takut ketinggian itu wajar karena banyak orang mati karena jatuh dari tempat tinggi, tapi gak ada ceritanya orang mati karena ngomong, makanya nggak usah takut ngomong”). Hemm...adhem...mak nyess hati ini mengingat itu. Maju kamu pasti bisa.....
Langkah pertama adalah googling kumpulan do’a yang pas untuk dibaca nanti. Alhamdulillah berkat bantuan teman ketemu juga. Acara dimulai tepat pukul 8 pagi, setelah sambutan dari pimpinan dilanjutkan dengan pembacaan do’a. Alhamdulillah walau agak gemetar tergolong sukses juga bacanya.
Acara berlangsung dua hari dan tibalah acara penutupan yang akan disampaikan oleh bapak pimpinan lagi. Kebetulan waktu mau turun ke ruang acara bertemu dengan bapak pimpinan di depan lift. Beliau langsung menunjuk,” mas sampeyan baca do’a lagi lho”. Karena kaget spontan kujawab,” maaf pak gak ada di rundown acaranya, langsung pidato penutupan bapak aja,”.
Jantung langsung terasa dag dig dug, “wah yen dipeksa moco donga piye iki” gumamku.
Untungnya pak pimpinan berkata lain,” ya udah carikan palu aja,” Seketika aku sama temanku bergegas mencarikan palu ke bagian umum. Tanya ke pegawai disana katanya yang ada palu besi bukan palu kayu yang khusus untuk acara. Belum menyerah aku mencari ke lantai 6 karena menurut informasi kemaren ada acara rapat mereka punya palu kayu itu. “Daripada disuruh baca do’a, mending cari palu aja deh, hehehe...”
Alhamdulillah dapat palunya dan pada saat penutupan akhirnya gak ada pembacaan do’a tapi pengetokan palu sebagai tanda acara ditutup.
Baru sadar ternyata palu bisa menggantikan pembacaan do’a, soalnya waktu pembukaan gak pake acara ketuk palu tapi pembacaan do’a hihihi........