Barang yang satu ini sungguh sangat menarik perhatian saya saat ini, sejak awal kemunculannya di Indonesia sudah menimbulkan masalah.
Saya teringat ketika beberapa waktu lalu, heboh masalah blackberry yang diangkat oleh Menkominfo kita (pak Tifatul). Pak Tif akan mencabut pengoperasian blackberry di Indonesia dengan alasan masalah pornografi. Hal ini menimbulkan banyak komentar yang mengalir dari masyarakat, dan sebagian besar komentar yang tidak setuju dengan langkah menkominfo. Setelah muncul komentar-komentar pedas dari masyarakat, akhirnya pak Tif mengkonfirmasikan bahwa sesungguhnya tidak hanya masalah konten porno yang dituntut tetapi ada permasalahan lain yaitu RIM sebagai operator blackberry dituntut untuk membangun server di Indonesia. Sehingga pemerintah dapat melakukan penyelidikan terhadap pelaku kejahatan dan dari sisi perekonomian, Indonesia dirugikan karena tidak bisa memungut pajak dari mereka. Kemudian diminta agar RIM juga merekrut dan menyerap tenaga kerja Indonesia secara layak dan proporsional. (salut buat pak Tif….!!!)
Sekarang blackberry menjadi bahan pembicaraan lagi ketika Menkeu (pak Agus) akan mempertimbangkan kembali perjanjian perdagangan bebas (ATF) yang sudah dilakukan dengan Negara-negara ASEAN dan Negara lainnya. Hal ini dipicu oleh pemilihan RIM yang akan membangun pabrik sebagai produsen blackberry dinegara tetangga kita Malaysia. Padahal mereka (Malaysia) menawarkan diri untuk pembangunan pabrik itu dengan alasan salah satunya adalah pangsa pasar yang besar di Indonesia. (Wah..wah… kita hanya jadi pangsa pasar saja pantas pak Agus marah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar